Otitis Media Akut
Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik. Bakteri piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus influenza merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur dibawah 5 tahun.
Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik. Bakteri piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus. Kadang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Hemofilus influenza, Escheria colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Hemofilus influenza merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur dibawah 5 tahun.
otitis media adalah infeksi pada
rongga telinga tengah , sering diderita oleh bayi dan anak-anak, penyebabnya
infeksi virus atau bakteri. Pada penyakit bawaan spt down syndrome dan anak dgn
alergi sering terjadi. Terapi antibiotika dan kunjungan ke dr. tht dalam proses
perbaikan sangat disarankan.
Komplikasi yang bisa timbul jika
otitis media tidak segera diobati adalah mastoiditis, perforasi gendang telia
dgn cairan yang terus menerus keluar. Komplikasi lebih lanjut seperti infeksi
ke otak walau jarang masih mungkin terjadi, sumbatan pembuluh darah akibat
tromboemboli juga bisa terjadi.
Disarankan segera bawa anak anda
bila rewel dan memegang-megang telinga, tidak nyaman merebah demam dan keluar
cairan pada telinga. Bila anda memeriksakan secara dini otitis media bisa
dicegah sebelum memberikan kerusakan lebih lanjut dengan paracentesis atau
miringotomi.
Faktor pencetus terjadinya otitis
media supuratif akut (OMA), yaitu :
Infeksi saluran napas atas. Otitis
media supuratif akut (OMA) dapat didahului oleh infeksi saluran napas atas yang
terjadi terutama pada pasien anak-anak.
Gangguan faktor pertahanan tubuh. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. Tersumbatnya tuba Eustachius merupakan pencetus utama terjadinya otitis media supuratif akut (OMA).
Usia pasien. Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena letak tuba Eustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.
Stadium Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Gangguan faktor pertahanan tubuh. Faktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba Eustachius, enzim, dan antibodi. Faktor ini akan mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. Tersumbatnya tuba Eustachius merupakan pencetus utama terjadinya otitis media supuratif akut (OMA).
Usia pasien. Bayi lebih mudah menderita otitis media supuratif akut (OMA) karena letak tuba Eustachius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal.
Stadium Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Ada 5 stadium otitis media supuratif
akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah, yaitu :
Oklusi tuba Eustachius.
Hiperemis (pre supurasi).
Supurasi.
Perforasi.
Resolusi.
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Hiperemis (pre supurasi).
Supurasi.
Perforasi.
Resolusi.
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Stadium oklusi tuba Eustachius
terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh retraksi membrana timpani
akibat tekanan negatif dalam telinga tengah karena terjadinya absorpsi udara.
Selain retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya
berwarna keruh pucat atau terjadi efusi.
Stadium oklusi tuba Eustachius dari
otitis media supuratif akut (OMA) sulit kita bedakan dengan tanda dari otitis
media serosa yang disebabkan virus dan alergi.
2. Stadium Hiperemis (Pre Supurasi)
Stadium hiperemis (pre supurasi)
akibat pelebaran pembuluh darah di membran timpani yang ditandai oleh membran
timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang
sulit terlihat.
3. Stadium Supurasi
Stadium supurasi ditandai oleh
terbentuknya sekret eksudat purulen (nanah). Selain itu edema pada mukosa
telinga tengah makin hebat dan sel epitel superfisial hancur. Ketiganya
menyebabkan terjadinya bulging (penonjolan) membrana timpani ke arah liang
telinga luar.
Pasien akan tampak sangat sakit,
nadi & suhu meningkat dan rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Anak
selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak.
Stadium supurasi yang berlanjut dan
tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan ruptur membran timpani akibat
timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. Daerah nekrosis terasa
lebih lembek dan berwarna kekuningan. Nekrosis ini disebabkan oleh terjadinya
iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena penumpukan nanah yang
terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena kecil.
Keadaan stadium supurasi dapat kita
tangani dengan melakukan miringotomi. Bedah kecil ini kita lakukan dengan
membuat luka insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar dari
telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada membran timpani akan
mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih sulit menutup kembali. Bahkan
membran timpani bisa tidak menutup kembali jika membran timpani tidak utuh
lagi.
4. Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh
ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Kadang-kadang pengeluaran
sekret bersifat pulsasi (berdenyut). Stadium ini sering disebabkan oleh
terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi kuman.
Setelah nanah keluar, anak berubah
menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidur nyenyak.
Jika membran timpani tetap perforasi
dan pengeluaran sekret (nanah) tetap berlangsung selama lebih 3 minggu maka
keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut. Jika kedua keadaan tersebut
tetap berlangsung selama lebih 1,5-2 bulan maka keadaan itu disebut otitis
media supuratif kronik (OMSK).
5. Stadium Resolusi
Stadium resolusi ditandai oleh
membran timpani berangsur normal hingga perforasi membran timpani menutup
kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Stadium ini berlangsung jika membran
timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman rendah. Stadium
ini didahului oleh sekret yang berkurang sampai mengering.
Apabila stadium resolusi gagal
terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik (OMSK).
Kegagalan stadium ini berupa membran timpani tetap perforasi dan sekret tetap
keluar secara terus-menerus atau hilang timbul.
Otitis media supuratif akut (OMA)
dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa. Otitis
media serosa terjadi jika sekret menetap di kavum timpani tanpa mengalami
perforasi membran timpani.
Gejala Klinik Otitis Media Supuratif
Akut (OMA)
Gejala klinik otitis media supuratif
akut (OMA) tergantung dari stadium penyakit dan umur penderita. Gejala stadium
supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada stadium perforasi.
Gejala klinik otitis media supuratif akut (OMA) berdasarkan umur penderita,
yaitu :
Bayi dan anak kecil. Gejalanya :
demam tinggi bisa sampai 390C (khas), sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat
tidur, mencret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit.
Anak yang sudah bisa bicara. Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek.
Anak lebih besar dan orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang).
Terapi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Anak yang sudah bisa bicara. Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi, dan riwayat batuk pilek.
Anak lebih besar dan orang dewasa. Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan pendengaran berkurang).
Terapi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Terapi otitis media supuratif akut
(OMA) tergantung stadium penyakit, yaitu :
Oklusi tuba Eustachius. Terapinya :
obat tetes hidung & antibiotik.
Hiperemis (pre supurasi). Terapinya : antibiotik, obat tetes hidung, analgetik & miringotomi.
Supurasi. Terapinya : antibiotik & miringotomi.
Perforasi. Terapinya : antibiotik & obat cuci telinga.
Resolusi. Terapinya : antibiotik.
Aturan pemberian obat tetes hidung :
Hiperemis (pre supurasi). Terapinya : antibiotik, obat tetes hidung, analgetik & miringotomi.
Supurasi. Terapinya : antibiotik & miringotomi.
Perforasi. Terapinya : antibiotik & obat cuci telinga.
Resolusi. Terapinya : antibiotik.
Aturan pemberian obat tetes hidung :
Bahan. HCl efedrin 0,5% dalam
larutan fisiologis untuk anak berusia dibawah 12 tahun. HCl efedrin 1% dalam
larutan fisiologis untuk anak berusia diatas 12 tahun dan orang dewasa.
Tujuan. Untuk membuka kembali tuba Eustachius yang tersumbat sehingga tekanan negatif dalam telinga tengah akan hilang.
Aturan pemberian obat antibiotik :
Tujuan. Untuk membuka kembali tuba Eustachius yang tersumbat sehingga tekanan negatif dalam telinga tengah akan hilang.
Aturan pemberian obat antibiotik :
Stadium oklusi. Berikan pada otitis
media yang disebabkan kuman bukan otitis media yang disebabkan virus dan alergi
(otitis media serosa).
Stadium hiperemis (pre supurasi). Berikan golongan penisilin atau ampisilin selama minimal 7 hari. Golongan eritromisin dapat kita gunakan jika terjadi alergi penisilin. Penisilin intramuskuler (IM) sebagai terapi awal untuk mencapai konsentrasi adekuat dalam darah. Hal ini untuk mencegah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Berikan ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 4 dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 3 dosis pada pasien anak.
Stadium resolusi. Lanjutkan pemberiannya sampai 3 minggu bila tidak terjadi resolusi. Tidak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Curigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita berikan antibiotik selama 3 minggu.
Aturan tindakan miringotomi :
Stadium hiperemis (pre supurasi). Berikan golongan penisilin atau ampisilin selama minimal 7 hari. Golongan eritromisin dapat kita gunakan jika terjadi alergi penisilin. Penisilin intramuskuler (IM) sebagai terapi awal untuk mencapai konsentrasi adekuat dalam darah. Hal ini untuk mencegah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Berikan ampisilin 50-100 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 4 dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing 50 mg/kgbb/hr yang terbagi dalam 3 dosis pada pasien anak.
Stadium resolusi. Lanjutkan pemberiannya sampai 3 minggu bila tidak terjadi resolusi. Tidak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Curigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita berikan antibiotik selama 3 minggu.
Aturan tindakan miringotomi :
Stadium hiperemis (pre supurasi).
Bisa kita lakukan bila terlihat hiperemis difus.
Stadium supurasi. Lakukan jika membran timpani masih utuh. Keuntungannya yaitu gejala klinik lebih cepat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari.
Aturan pemberian obat cuci telinga :
Stadium supurasi. Lakukan jika membran timpani masih utuh. Keuntungannya yaitu gejala klinik lebih cepat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari.
Aturan pemberian obat cuci telinga :
Bahan. Berikan H2O22 3% selama 3-5
hari.
Efek. Bersama pemberian antibiotik yang adekuat, sekret akan hilang dan perforasi membran timpani akan menutup kembali dalam 7-10 hari.
Komplikasi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Efek. Bersama pemberian antibiotik yang adekuat, sekret akan hilang dan perforasi membran timpani akan menutup kembali dalam 7-10 hari.
Komplikasi Otitis Media Supuratif Akut (OMA)
Ada 3 komplikasi otitis media
supuratif akut (OMA), yaitu :
Abses subperiosteal.
Meningitis.
Abses otak.
Dewasa ini, ketiga komplikasi diatas lebih banyak disebabkan oleh otitis media supuratif kronik (OMSK) karena maraknya pemberian antibiotik pada pasien otitis media supuratif akut (OMA).
Meningitis.
Abses otak.
Dewasa ini, ketiga komplikasi diatas lebih banyak disebabkan oleh otitis media supuratif kronik (OMSK) karena maraknya pemberian antibiotik pada pasien otitis media supuratif akut (OMA).
Otitis Media Supuratif Kronik
29 Dec
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Oleh : Muhammad al-Fatih II
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah otitis media yang berlangsung lebih 2 bulan karena infeksi bakteri piogenik dan ditandai oleh perforasi membran timpani dan pengeluaran sekret. Dulu kita kenal sebagai otitis media perforata (OMP). Orang awam biasa menyebutnya congek.
Oleh : Muhammad al-Fatih II
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah otitis media yang berlangsung lebih 2 bulan karena infeksi bakteri piogenik dan ditandai oleh perforasi membran timpani dan pengeluaran sekret. Dulu kita kenal sebagai otitis media perforata (OMP). Orang awam biasa menyebutnya congek.
Ada 3 tipe perforasi membran timpani
berdasarkan letaknya, yaitu :
Perforasi sentral (sub total). Letak
perforasi di sentral dan pars tensa membran timpani. Seluruh tepi perforasi
masih mengandung sisa membran timpani.
Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum.
Perforasi atik. Letak perforasi di pars flaksida membran timpani.
Sekret yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Konsistensinya bisa encer atau kental. Warnanya bisa kuning atau berupa nanah.
Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum.
Perforasi atik. Letak perforasi di pars flaksida membran timpani.
Sekret yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Konsistensinya bisa encer atau kental. Warnanya bisa kuning atau berupa nanah.
Otitis media supuratif kronik (OMSK)
merupakan kelanjutan dari otitis media supuratif sub akut dan otitis media
supuratif akut (OMA). Hal ini disebabkan oleh :
Terapi. Terapi lambat diberikan atau
terapi tidak adekuat.
Kuman. Virulensi kuman tinggi.
Pertahanan. Daya tahan tubuh rendah akibat gizi kurang.
Higiene. Higienitas yang buruk.
Jenis otitis media supuratif kronik (OMSK), yaitu :
Kuman. Virulensi kuman tinggi.
Pertahanan. Daya tahan tubuh rendah akibat gizi kurang.
Higiene. Higienitas yang buruk.
Jenis otitis media supuratif kronik (OMSK), yaitu :
Otitis media supuratif kronik (OMSK)
benigna / mukosa / aman.
Otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna / tulang / bahaya.
Otitis media supuratif kronik (OMSK) aktif. Sekret keluar dari kavum timpani.
Otitis media supuratif kronik (OMSK) tenang. Kavum timpani basah atau kering.
Tabel Perbedaan Antara Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna & Maligna
Otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna / tulang / bahaya.
Otitis media supuratif kronik (OMSK) aktif. Sekret keluar dari kavum timpani.
Otitis media supuratif kronik (OMSK) tenang. Kavum timpani basah atau kering.
Tabel Perbedaan Antara Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna & Maligna
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Benigna Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Maligna
Proses peradangan terbatas pada mukosa. Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa.
Proses peradangan tidak mengenai tulang. Proses peradangan mengenai tulang.
Perforasi membran timpani tipe sentral. Perforasi membran timpani paling sering tipe marginal & atik. Kadang-kadang tipe sub total (sentral) dengan kolesteatoma.
Jarang terjadi komplikasi yang berbahaya. Sering terjadi komplikasi yang berbahaya.
Kolesteatoma tidak ada. Kolesteatoma ada.
Proses peradangan terbatas pada mukosa. Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa.
Proses peradangan tidak mengenai tulang. Proses peradangan mengenai tulang.
Perforasi membran timpani tipe sentral. Perforasi membran timpani paling sering tipe marginal & atik. Kadang-kadang tipe sub total (sentral) dengan kolesteatoma.
Jarang terjadi komplikasi yang berbahaya. Sering terjadi komplikasi yang berbahaya.
Kolesteatoma tidak ada. Kolesteatoma ada.
Terapi Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK)
Terapi otitis media supuratif kronik
(OMSK) memiliki beberapa kesulitan. Diantaranya membutuhkan waktu yang lama,
gejala sering berulang, sekret yang keluar tidak cepat kering dan sekret yang
selalu kambuh. Masalah ini dapat disebabkan :
Perforasi membran timpani. Perforasi
membran timpani yang permanen menyebabkan telinga tengah terpapar langsung
& terus-menerus oleh dunia luar.
Sumber infeksi. Sumber infeksi yang masih ada dapat terjadi pada nasofaring, faring, hidung dan sinus paranasalis.
Jaringan patologik. Jaringan patologik yang ireversibel telah terbentuk dalam rongga mastoid.
Gizi & higiene. Status gizi dan higiene pasien yang kurang.
Terapi otitis media supuratif kronik (OMSK) tergantung dari jenisnya. Prinsip terapi otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna dengan cara konservatif (medikamentosa) sedangkan otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna dengan cara pembedahan.
Sumber infeksi. Sumber infeksi yang masih ada dapat terjadi pada nasofaring, faring, hidung dan sinus paranasalis.
Jaringan patologik. Jaringan patologik yang ireversibel telah terbentuk dalam rongga mastoid.
Gizi & higiene. Status gizi dan higiene pasien yang kurang.
Terapi otitis media supuratif kronik (OMSK) tergantung dari jenisnya. Prinsip terapi otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna dengan cara konservatif (medikamentosa) sedangkan otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna dengan cara pembedahan.
Ada 3 cara terapi konservatif
(medikamentosa) otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna, yaitu :
Obat pencuci telinga. Bahannya H2O2
3%. Berikan selama 3-5 hari. Pengobatan ini kita berikan bila sekret telinga
keluar terus-menerus.
Obat tetes telinga. Lanjutkan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik & kortikosteroid setelah sekret yang keluar telah berkurang. Jangan berikan selama lebih 1-2 minggu secara berturut-turut. Juga hindari pemberiannya pada otitis media supuratif kronik (OMSK) tenang. Hal ini disebabkan semua antibiotik tetes telinga bersifat ototoksik.
Obat antibiotik. Berikan antibiotik oral golongan ampisilin atau eritromisin sebelum hasil tes resistensi obat kita terima. Berikan eritromisin jika pasien alergi terhadap golongan penisilin. Berikan ampisilin asam klavulanat bila terjadi resistensi ampisilin.
Selain terapi konservatif (medikamentosa), tindakan pembedahan dapat pula kita lakukan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna. Tindakan ini disebut miringoplasti atau timpanoplasti. Tujuannya antara lain :
Obat tetes telinga. Lanjutkan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik & kortikosteroid setelah sekret yang keluar telah berkurang. Jangan berikan selama lebih 1-2 minggu secara berturut-turut. Juga hindari pemberiannya pada otitis media supuratif kronik (OMSK) tenang. Hal ini disebabkan semua antibiotik tetes telinga bersifat ototoksik.
Obat antibiotik. Berikan antibiotik oral golongan ampisilin atau eritromisin sebelum hasil tes resistensi obat kita terima. Berikan eritromisin jika pasien alergi terhadap golongan penisilin. Berikan ampisilin asam klavulanat bila terjadi resistensi ampisilin.
Selain terapi konservatif (medikamentosa), tindakan pembedahan dapat pula kita lakukan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) benigna. Tindakan ini disebut miringoplasti atau timpanoplasti. Tujuannya antara lain :
Menghentikan infeksi permanen.
Mencegah komplikasi dan kerusakan pendengaran yang lebih berat.
Memperbaiki perforasi membran timpani dan fungsi pendengaran.
Miringoplasti dan timpanoplasti kita lakukan jika sekret telah kering namun perforasi membran timpani masih ada. Juga setelah kita melakukan observasi selama 2 bulan.
Mencegah komplikasi dan kerusakan pendengaran yang lebih berat.
Memperbaiki perforasi membran timpani dan fungsi pendengaran.
Miringoplasti dan timpanoplasti kita lakukan jika sekret telah kering namun perforasi membran timpani masih ada. Juga setelah kita melakukan observasi selama 2 bulan.
Tanda yang menunjukkan adanya sumber
infeksi, yaitu :
Sekret masih ada.
Infeksi berulang.
Cara mengatasi sumber infeksi, yaitu :
Infeksi berulang.
Cara mengatasi sumber infeksi, yaitu :
Pengobatan.
Pembedahan : adenoidektomi & tonsilektomi.
Tindakan pembedahan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna yang sering dilakukan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Adapun terapi konservatif (medikamentosa) hanya bersifat sementara dan kita berikan sebelum melakukan tindakan pembedahan. Jika abses subperiosteal retroaurikuler ada, lakukan insisi abses diwaktu yang berlainan, sebelum melakukan operasi mastoidektomi.
Pembedahan : adenoidektomi & tonsilektomi.
Tindakan pembedahan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna yang sering dilakukan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Adapun terapi konservatif (medikamentosa) hanya bersifat sementara dan kita berikan sebelum melakukan tindakan pembedahan. Jika abses subperiosteal retroaurikuler ada, lakukan insisi abses diwaktu yang berlainan, sebelum melakukan operasi mastoidektomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar